Skip to main content

Jangan Salahkan Sawit, Oknum Terlibat Harus Tanggung Jawab!



Jangan Salahkan Sawit, Okum Terlibat Harus

 Tanggung Jawab! 




     Desas desus tentang sawit belakangan ini kian menjadi sorotan dikalangan masyarakat Indonesia, lantaran adanya isu yang melibatkan tercorengnya nama baik sawit yang dikarenakan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab mengatasnamakan perusahaan kelapa sawit. Kebakaran hutan, deforestasi, menurunnya kualitas air, banjir, kekeringan bahkan konflik antar warga dijadikan alasan bahwa sawit adalah sumber penyebabnya. Hal ini tentu saja berbanding terbalik denga fakta yang ada di lapangan.

    Beberapa tahun belakangan ini sawit menjadi buah bibir yang seakan-akan hanya memberikan akibat buruk terhadap negara ini. sebagaian besar masyarakat Indonesia mulai berfikir bahwa isu yang beredar adalah benar, terlihat dari beberapa postingan netizen di akun sosial media yang membicarakan masalah yang berkaitan dengan sawit, seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia terbiasa langsung membagikan tanpa membaca ataupun menganalisis postingan terlebih dahulu. Hali ini tentu sangat merugikan bahkan berdampak buruk terhadap reputasi perusahaan sawit di Indonesia. 

      Masalah yang beredar di masyarakat saat ini sejatinya bukan merupakan salah dari kelapa sawit itu sendiri, melainkan kesalahan beberapa oknum yang memiliki maksud tersendiri untuk meraup keuntungan pribadi yang mengatasnamakan perusahaan sawit. Belakangan ini beberapa masalah kerap datang dari luar negeri, misalnya Uni-Eropa berencana akan berhenti mengimpor sawit dari Indonesia lantaran alasan menjaga paru-paru dunia. Hal ini sebenarnya hanya merupakan suatu strategi yang direncanakan oleh-oleh negara adi daya untuk meraup keuntungan pribadi.

     Fakta yang menyatakan bahawa sawit memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap negara ini mulai terkubur akibat dari isu-isu negatif yang bertebaran. Berikut adalah beberapa fakta sawit yang masyarakat mulai buta akan hal ini :

1. Sumber Devisa Terbesar 
Sawit menempati posisi pertama sebagai sumber devisa negara, berdasarkan data pada tahun 2017 sumbangan yang dihasilkan senilai USD 23 miliar atau setara dengan Rp 300 triliun. dibandingan dengan sektor pariwisata dan migas yang masih berada pada peringkat 2 dan 4. 

2. Bukan Penyebab Deforestasi 
Masalah deforestasi sebagain besar diakibatkan oleh peternakan sapi di negara lain. Berdasarkan data, beberapa wilayah di Amerika Latin membuka lahan baru hutan tropis diperkirakan sampai 2,71 hektar setiap tahunnya.

3. Penyerap CO2 Terbesar
Menurut Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bedjo Santoso, hamparan sawit seluas 1 hektar mampu menyerap CO2 sebanyak 36 ton. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman sengon yang hanya mampu menyerap CO2 sekitar 18 ton, jati (21 ton), mahoni (25 ton), dan pinus (20 ton).

4. Motor Penggerak Ekonomi Kerakyatan
Industri Kelapa Sawit bukan hanya milik Perusahaan Swasta maupun BUMN, akan tetapi nyatanya sebanyak 41% adalah milik Rakyat Indonesia, hal ini semakin membuka luas lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di daerah pedesaan yang secara nyata dapat menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.


         Apakah kalian masih menganggap semua ini adalah salah sawit ? Coba bayangkan apabila sawit tidak ada di Indonesia seberapa banyak kerugian lagi yang harus kita alami. Cobalah buka pandangan kalian, renungkan, resapi dan sadarlah betapa besarnya sumber daya sawit yang kita miliki. Saat ini Indonesia hanya memerlukan sebuah kebijakan nyata yang menanungi keutuhan sawit nasional, sehingga terciptanya sistem yang jelas dan komperenship. Hal ini akan semakain menjadikan Indonesia sebagai pengekspor Sawit terbesar dan terbaik di dunia. Tentunya dengan adanya kolaborasi yang baik anatara pemerintah, perusahaan dan masyarakat saya percaya kedepannya sawit akan memberikan perubahan besar dan tentunya hanya akan memberikan dampak positif terhadap negara, niscaya tidak akan ada lagi isu-isu negatif dikalangan masyarakat. Ketika sawit kuat Indonesia akan hebat, dari sawit untuk Indonesia. 



Comments

landenjacquot said…
Casinos in Las Vegas | DrmCD
Casinos in Las Vegas · 1. Mohegan Sun Blvd · 2. South Las 전라남도 출장안마 Vegas, NV 고양 출장마사지 89109 광명 출장마사지 · 3. Casinos in Las Vegas, NV · 구리 출장마사지 4. 천안 출장샵 Red Rock Resort & Casino.

Popular posts from this blog

Managers VS Leaders, How to differentiate ?

Managers VS Leaders, How to differentiate ? -Manager vs Leader-      When we talk about organization and company in our mind will be pop up the word “Leader and Manager” . Most of people  thought that leader and manager were a little bit same, so it was a big mistake when we argued about it was same. So before we talk it more detail we must know what is managers and leaders are. Manager is a person with responsible f or controlling or administering all or part of a company or similar organization. But, Leader is The person who leads or commands a group, organization, or country. A manager is not necessarily a leader and a leader does not have to occupy certain positions or positions. You are a manager may be because you are appointed / appointed to occupy that position. But you become a leader when your personal, character, knowledge, and skills are recognized and accepted by those you lead. So that your people no longer do what you ask just because you are their boss

What might the student do to enhance this perception of being charismatic ?

What might the student do to enhance this perception of being charismatic ? First of all, before we talk about how to enhance charisma , we must know what is charismatic exactly. Based on Oxford dictionary Charismatic is Exercising a compelling charm which inspires devotion in others. Since the 1970’s, contemporary theorists have been fascinated with the study of leadership and leaders’ influence on followers. There are differences in leadership styles, and theorists have named them. Charismatic is one style. Others include Adaptive, Authentic, Servant, Transforming, and Transformational. By considering differing styles of leadership, you can evaluate and, if necessary, modify leaders’ relationships with followers for the benefit of the community. In this case study, our focus is on charismatic leadership. In 1947, sociologist Max Weber defined charismatic leaders as individuals who possess “a gift of grace.” Charisma